Flu Burung (FB) atau Avian Influenza (AI) adalah suatu penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dengan subtipe H5N1. Penularan Flu Burung pada manusia dapat melalui infeksi unggas ke manusia yang terjadi melalui kontak langsung air liur dan kotoran unggas, melalui kendaraan yang mengangkut unggas, termasuk kandang, alat-alat peternakan yang terinfeksi virus flu burung. Seseorang yang terkena Flu Burung akan mengalami gejala seperti, demam atau panas tinggi ≥ 380C, batuk, sakit tenggorokan, pilek, sakit kepala, sesak napas dan dapat disertai diare.
Data penemuan kasus Flu Burung Positif (H5N1) di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2005-2015 terjadi 52 kasus dengan 45 kematian dengan Case Fertility Rate 86,54 % yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota. Pembelajaran penanggulangan FB di Hongkong pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB) Pertama Flu Burung H5N1 pada manusia di dunia terjadi pada tahun 1997 dan KLB H7N9 di China yang terjadi pada tahun 2013 menunjukan bahwa penanggulangan pada hewan seperti depopulasi dan tindakan penyehatan sanitasi dan hygiene di pasar unggas hidup dapat menurunkan secara drastis penyebaran dan perluasan FB atau memutuskan rantai penularan dari unggas ke manusia.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai pecegahan dalam rangka pengendalian flu burung, adalah sebagai berikut :
Sedapat mungkin menghidari kontak langsung dengan itik dan atau produknya (daging, telur, kotoran)
Bila terpaksa harus kontak langsung dengan itik/unggas lain atau produknya maka diusahakan selalu menggunakan Alat Pelindung Diri/ APD (masker, sarung tangan, kacamata, sepatu booth)
Mengisolasi serta tidak memelihara unggas bersama dengan unggas lainnya berada dalam satu kandang.
Pemeliharaan unggas lain (ayam) dan itik kandangnya harus berjarak sekitar 25 meter dari tempat tinggal/pemukiman. Kandang dibersihkan secara berkala dengan menggunakan desinfektan dan petugas pembersih menggunakan APD.
Segera melaporkan bila menemukan unggas yang sakit atau mati melaporkan ke Dinas Peternakan terdekat atau pemuka masyarakat (Kepala Desa/Lurah, Ketua RT/RW dan tokoh masayrakat lainnya).
Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam keluarga salah satunya mencuci tangan menggunakan sabun dengan cara yang baik dan benar.
Memasak daging unggas atau produk lainnya sampai benar-benar matang.
Datang/Lapor ke fasilitas kesehatan (Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit) terdekat jika ada anggota masyarakat dengan teridentifikasi gejala-gejala flu burung
Pentingnya Kewaspadaan dini sebagai upaya pengendalian Virus Flu Burung yang bisa saja terjadi di lingkungan kita, sebaiknya kita melakukan langkah-langkah pengendalian berikut ini ;
Mengikuti secara cermat setiap unggas sakit, terjadinya kematian unggas air dalam jumlah besar di wilayah setempat.
Mecermati dan mewaspadai terhadap perdagangan unggas yang terjadi antar daerah di wilayah setempat
Melakukan surveilans aktif dan insentif terhadap semua kontak dekat (closed-contact) unggas sakit atau mati.
Jika ada penemuan itik, bebek, entok dan unggas lainnya yang sakit atau mati mendadak segera melaporkan ke Dinas Peternakan terdekat atau pemuka masyarakat (Kepala Desa/Lurah, Ketua RT/RW dan tokoh masayrakat lainnya).